digitalbank.id – BANYAKNYA Bank digital yang relatif baru beroperasi di Indonesia, tentu membuat mereka berlomba menggaet nasabahnya. Untuk itu tak bisa dihindari biaya promosi untuk menggaet nasabah akan naik. PT Bank BCA Digital misalnya, memproyeksikan biaya promosi perseroan akan meningkat 20 persen hingga akhir tahun, dibandingkan total biaya promosi yang harus dikeluarkan perseroan pada 2021.
Jika menilik laporan keuangan perseroan per Desember 2021, biaya promosi yang digelontorkan BCA Digital senilai Rp72,13 miliar, melonjak 40.195 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). “Proyeksi biaya promosi BCA Digital akan ada kenaikan di sekitar 20 persen hingga akhir tahun 2022 dibandingkan dengan total biaya promosi tahun lalu, yang mana akan kita optimalkan pemakaiannya dengan efisien,” kata Direktur Utama BCA Digital, Lanny Budiati.
Biaya promosi milik anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini pun terpantau naik 52 persen secara tahunan pada April 2022, dari Rp12,04 miliar menjadi Rp18,32 miliar. Namun, Lanny mengatakan biaya promosi yang dikeluarkan perseroan belum besar. “BCA Digital meluncurkan produknya, yaitu aplikasi mobile banking blu, baru di bulan Juli 2021. Jadi, tentu data biaya promosi April 2021 belum besar karena belum launching produknya,” ujarnya.
Lebih lanjut, sebagai bank digital baru, Lanny mengungkapkan hingga saat ini BCA Digital terus memfokuskan program promosi untuk branding dan akuisisi customer. Sebagaimana diketahui, menjamurnya bank digital membuat mereka harus saling adu menggelontorkan biaya promosi.
Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira melihat aksi jorjoran bank digital membakar uang mungkin bisa efektif memikat hati calon nasabah. “Dalam jangka pendek mungkin bisa efektif [menarik nasabah], tapi tidak bisa berlangsung terlalu lama. Khawatir nasabah menjadi tertarik karena promo, bukan menjadi nasabah yang loyal atau nasabah yang gunakan fitur sesuai kebutuhan,” kata Bhima.(SAF)