digitalbank.id – LONJAKAN harga berbagai komoditas sedikit akan menganggu stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, Bank Indonesia melakukan sejumlah strategi untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menyampaikan, di tengah ketidakpastian global, BI dan Kementerian Keuangan perlu menyeimbangkan antara stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi. Dia memaparkan, Bank Indonesia mengoptimalkan bauran dari tiga kebijakan sebagai strateginya.
Strategi yang dimaksud, demikian Destry, “Pertama kebijakan moneter yang mengedepankan stabilitas sekaligus mendukung pemulihan ekonomi,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (23/4/2022). Strategi kedua, yaitu kebijakan makroprudensial yang ditujukan antara lain untuk mendorong ekonomi hijau. Adapun strategi ketiga berupa kebijakan sistem pembayaran yang ditujukan untuk mengakselerasi pembayaran digital.
“Bank Indonesia juga terus meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Keuangan dalam reformasi struktural dan pengendalian inflasi,” imbuh Destry. Proyeksi International Monetary Fund (IMF) mengalami koreksi terkait pertumbuhan ekonomi global 2022 menjadi 3,6 persen, sehingga diperlukan strategi pemulihan ekonomi melalui kebijakan dan optimalisasi peran G20.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan revisi pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 4,5 persen hingga 5,3 persen dari sebelumnya sebesar 4,7 persen hingga 5,5 persen. Adapun anggota G20 menyepakati mekanisme baru dalam pembiayaan oleh WHO dan Worldbank bagi negara yang rentan sebagai solusi pemulihan ekonomi. IMF dapat berperan dalam pengelolaan arus modal, pembiayaan makro dan jaring pengaman keuangan global.(SAF)