digitalbank.id – Akulaku, platform fintech milik Alibaba, memperoleh suntikan dana sebesar US$10 juta atau sekira Rp143 miliar dari platform pinjaman digital Lend East. Suntikan dana ini untuk meningkatkan portofolio kredit di target pasar utama, yakni Indonesia, Filipina, dan Thailand.
CEO Akulaku William Li mengapresiasi hal itu karena sekali lagi dapat bermitra dengan Lend East untuk meningkatkan portofolio pinjaman.
“Sejak tahun lalu, Akulaku terus mengalami pertumbuhan dan melalui tambahan pendanaan ini akan memungkinkan bagi kami untuk terus memenuhi kebutuhan underbanked di seluruh Asia Tenggara,” kata Li dalam keterangan resmi, Rabu (30/3).
Baca juga: Bank Nobu dan Akulaku kolaborasi salurkan modal ke UMKM
Akulaku mengincar konsumen yang underbanked di negara-negara berkembang yang perbankan digital, kredit konsumen, investasi digital, dan layanan pialang asuransinya mengalami pertumbuhan pesat. Sedangkan Lend East memungkinkan kepada para pemberi pinjaman alternatif untuk tumbuh dan berkembang dengan memberikan mereka akses kepada jaringan investor yang luas dan komprehensif serta memungkinkan mereka menemukan stabilitas melalui kemitraan yang langgeng.
Sementara itu, CEO dan Co-Founder Lend East Karan Bhatia menyampaikan bahwa inklusi keuangan di Asia Tenggara sejak pandemi Covid-19, delapan dari sepuluh konsumen di Asia Tenggara telah beralih ke layanan keuangan digital untuk melakukan pembelian secara online.
Namun, telepas dari pertumbuhan kelas menengah yang melek digital tersebut, setengah dari populasi di kawasan Asia Tenggara ternyata masih belum memiliki rekening bank, sehingga mereka tidak memiliki akses kepada produk-produk keuangan.
Baca juga: Akulaku dapat pendanaan US$100 juta dari Siam Commercial Bank
Kemudian, seperlima dari populasi atau 18%, diketahui tidak memiliki rekening bank dan tidak memiliki akses ke apa pun selain rekening bank. Karenanya, kata Karan, sebagai penyedia kartu kredit virtual terbesar di Asia Tenggara, Akulaku siap memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan menyediakan layanan pembiayaan virtual untuk mayoritas orang di Asia Tenggara. Hal itu mengingat kartu kredit bank tradisional lebih sulit diperoleh.
“Akulaku merupakan investasi yang pertama kami lakukan di Asia Tenggara pada 2019 karena ini sejalan dengan strategi investasi kami untuk menguasai pasar dan menjadi pemimpin di wilayah utama dimana kami beroperasi,” katanya.
Bagaimanapun, pandemi Covid-19 telah menunjukkan betapa platform perbankan dan keuangan digital menjadi penting bagi konsumen dan Akulaku melihat ada potensi besar untuk mengatasi permintaan yang terus meningkat ini.
Baca juga: Bank CTBC dan Akulaku kerja sama fasilitasi pembiayaan perorangan dan UMKM
“Kami menantikan kerja sama jangka panjang dengan Akulaku dan berharap akan terus mengalami kesuksesan secara berkelanjutan dan mereka juga dapat memperluas keberadaanya di luar Asia Tenggara,” tutur Karan.
Didirikan tahun 2014, Akulaku merupakan salah satu perusahaan fintech pinjaman pertama yang didirikan di Indonesia.Di Indonesia, Akulaku menawarkan dua fitur yaitu “beli sekarang, bayar nanti” (Buy Now, Pay Later/BNPL) dan kredit konsumen.
Pada 2021, Akulaku telah menyalurkan kredit lebih dari US$ 2,2 miliar kepada lebih dari 10 juta pengguna. Selain layanan BNPL, Akulaku menggabungkan platform wealth management, e-commerce, dan perbankan digital sehingga dapat meningkatkan total pendapatan perusahaan sebesar 120% menjadi US$ 598 juta.
Sebagai informasi, sejak 2019, Lend East telah memfasilitasi pendanaan yang dapat meningkatkan akses ke pembiayaan untuk konsumen yang tidak memiliki rekening bank dan kurang terlayani di wilayah Asia yang terus berkembang. (HAN)