digitalbank.id – Pada acara rapat kerja Bank BTN 2022 yang digelar akhir Januari 2022 lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan ‘mandat’ kepada BTN agar bank BUMN ini bisa menjadi solusi perumahan bagi masyarakat Indonesia.
Satu benang merah yang cukup menarik dari pernyataan Erick Thohir mengenai BTN, bank ini harus melakukan transformasi besar-besaran karena BUMN menyandang sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia. Karena BUMN representasi dari kekuatan ekonomi nasional, maka BUMN harus dapat menjaga keseimbangan ekonomi dan faktor yang bisa mengintervensi jika terjadi ketidakseimbangan sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang memicu kesenjangan sosial di masyarakat.
Di sinilah kata kuncinya, di mana BUMN, harus mengambil peran sebagai penyeimbang. Sedangkan untuk sektor perumahan, di mana BTN adalah pemain utama yang menguasai pasar kredit perumahan rakyat (KPR) di Indonesia, BTN perlu memperluas ekosistem perumahan bersinergi dengan BUMN lain dan swasta.
Baca juga: Bank BTN kolaborasi dengan Arsitag kembangkan ekosistem perumahan digital
Soal ekosistem perumahan yang tengah dibangun BTN, pernyataan Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam satu acara di Malang, Jatim, pertengahan Desember 2021, sangat menarik. Bank BTN, demikian Haru, optimistis bahwa membangun dan mendorong ekosistem perumahan sebenarnya adalah membangun pusat peradaban.
“Saya yakin bahwa apa yang kita lakukan ini memberikan letak dan dasar-dasar secara kemanusiaan bagi masyarakat sekitar dan menjadikan rumah sebagai pusat peradaban bagaimana sebuah keluarga dibentuk, komunikasi dan tentu akan menghasilkan generasi mendatang yang lebih baik dan itu berasal dari rumah,” ujarnya.
Statement Haru Koesmahargyo ini sangat menarik dan mengena dan mungkin baru pertama kali dalam sejarah orang nomor satu di BTN mengatakan bahwa membangun ekosistem perumahan itu sebangun atau segambar dengan membangun sebuah peradaban.
Baca juga: Keberhasilan transformasi digital Bank BTN hasilkan kinerja positif sepanjang 2021
Apa sih peradaban? Peradaban memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, tentunya perkembangan ke arah yang lebih modern. Peradaban adalah hasil kecerdasan yang berupa perilaku manusia. Peradaban dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kemajuan lahir dan batin yang meliputi kecerdasan dan kebudayaan dengan objek sebuah bangsa.
Dengan kesadaran bahwa membangun ekosistem perumahan adalah membangun peradaban, BTN tentu tidak boleh menafikan perkembangan yang terjadi di dunia perbankan, utamanya adalah terjadinya transformasi besar-besaran di dunia perbankan dari bank konvensional menjadi bank digital yang juga didorong kuat oleh pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir 2 tahun.
Di Indonesia, pandemi Covid-19 telah membentuk pola kebiasaan baru masyarakat. Pembatasan aktivitas membuat publik mulai terbiasa mengoperasikan layanan dalam genggaman. Bahkan menurut survei McKinsey, kebiasaan baru ini akan tetap bersemayam meski pandemi mereda, entah kapan.
Baca juga: BTN diharapkan jadi the best mortgage bank di Asia Tenggara pada 2025
Mau tak mau, digital bankig menjadi kemutlakan. Industri perbankan nasional lantas merespons kebiasaan baru tersebut, berlomba-lomba menjadi bank digital. Setidaknya ada tiga strategi yang disiapkan perbankan nasional dalam menyikapi fenomena tersebut.
Pertama, bank kecil bertransformasi menjadi bank digital dengan menggaet investor anyar. Kedua, bank besar membentuk sekoci baru lewat proses akuisisi bank bermodal mini lalu diubah menjadi bank digital. Ketiga, bank besar menggunakan pola hibrida. Mereka tak membentuk sekoci baru, tetapi melakukan transformasi digital secara masif di tataran internal. Mencoba beradaptasi dengan perubahan, akan tetapi bertahan menggunakan bisnis model lama.
Lantas, apa yang dipilih BTN? BTN memilih opsi ketiga, ya BTN tidak mau membentuk ‘sekoci’ baru namun melakukan transformasi digital secara masif di tataran internal. BTN mencoba beradaptasi dengan perubahan, akan tetapi bertahan menggunakan bisnis model lama. Pilihan ketiga tentu bukan pilihan mudah, tapi mungkin ini adalah pilihan terbaik yang sudah ditetapkan BTN.
Baca juga: Hadirkan layanan PLUS, BTN Prioritas targetkan dana kelolaan tahun ini tembus Rp45,9 triliun
Dalam kurun dua tahun terakhir, perseroan manajemen melakukan transformasi digital, bahkan menetapkan peta jalan yakni memiliki ekosistem mortgage berbasis digital pada 2025. Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir meminta BTN bisa menjadi “the best mortgage bank di Asia Tenggara” pada 2025. Oleh karena itu BTN harus terus melanjutkan transformasi yang telah dilakukan dengan memperkuat fundamental perusahaan agar dapat lebih ekspansif, memperbaiki proses bisnis dan terus mengembangkan digitalisasi dalam proses transformasinya.
Transformasi digital BTN ditopang tiga pilar. Pertama, digitalisasi di semua lini organisasi, terutama di bisnis proses. Upaya ini berdampak signifikan. Proses pengajuan dan persetujuan kredit menjadi lebih singkat. Kanal pemasaran kredit juga bertambah dan efisien. Kedua, meningkatkan kualitas aset digital, baik dari sisi produk, layanan maupun aplikasi. BTN telah memperkenalkan desain baru aplikasi BTN Properti. Tampilan antarmuka atau dan user experience (UI/UX) menjadi lebih minimalis, segar, simple, user friendly, dan mudah digunakan. Ketiga, membangun ekosistem perumahan dan memperluas kolaborasi.
BTN misalnya, belum lama ini menjalin kerja sama dengan Arsitag, marketplace jasa layanan profesional arsitektur hingga kontraktor. Kolaborasi ini dilakukan BTN untuk mengembangkan layanan ekosistem perumahan digital. Kerja sama dengan berbagai perusahaan rintisan alias startup menjadi salah satu upaya perseroan untuk mewujudkan visi one stop digital housing service bagi masyarakat.
Baca juga: BTN kembangkan partnership dengan startup fintech untuk dukung super app digital mortgage
BTN akan memanjakan konsumennya dalam menemukan jasa profesional dalam hal arsitektur, desainer interior, maupun kontraktor yang tepat melalui platform digital mortgage yang dimiliki Bank BTN. Kolaborasi dengan Arsitag menjadi upaya penting bagi ekosistem perumahan yang ada di BTN. Pasalnya, di dalam platform Arsitag, ada sekitar 6.500 profesional yang terdiri dari berbagai bidang.
Untuk mendorong lebih cepat terbentuknya ekosistem perumahan yang solid BTN juga tengah menyiapkan super apps. Mengingat ekosistem perumahan ini sangat luas, di mana industri yang terkait perumahan ada sebanyak 177 industri, super apps yang tengah dibangun BTN ini bisa jadi super apps yang benar-benar super dan investasinya tentu tak sedikit. BTN akan mencadangkan belanja modal untuk pengembangan teknologi informatika di 2022 sebesar Rp500 miliar.
Super App Digital Mortgage besutan BTN nantinya akan berada di dalam naungan BTN Digital mortgage ecosystem. BTN selama pengalaman 72 tahun, sudah kuat di ekosistem mortgage dan melalui super apps ini akan banyak pengembangan-pengembangan dengan menawarkan pengalaman baru. Layanan ini nantinya menjadi solusi terintegrasi di dalam super apps pada semua channel digital BTN.
Baca juga: Erick Thohir apresiasi rencana BTN siapkan super app digital mortgage dalam ekosistem perumahan
“Super apps” adalah istilah yang diciptakan oleh pendiri BlackBerry, Mike Lazaridis. Dia mendefinisikan super app sebagai ekosistem tertutup dari banyak aplikasi yang akan digunakan orang setiap hari karena mereka menawarkan pengalaman yang menarik, terintegrasi, kontekstual, dan efisien. Dia membayangkan koleksi aplikasi yang melayani kebutuhan multiguna masyarakat, duduk dalam satu mega platform. Super app telah mengambil alih hidup kita. Super app adalah ‘pintu terdepan digital’.
Super app tak lain adalah platform yang dikembangkan oleh suatu perusahaan dengan menawarkan berbagai macam layanan dalam satu aplikasi. Dengan super app, maka pelanggan akan dimudahkan dalam hal layanan dan bisa menghemat ruang ponsel pintar karena tidak perlu mengunduh berbagai macam aplikasi. Salah satu pemimpin di ranah super app adalah WeChat, yang awalnya merupakan aplikasi instant message yang berubah menjadi ekosistem layanan a.l. pemesanan taksi, dompet virtual, saluran pembayaran, pemesanan hotel, dan tentu saja, game.
Super app serupa kemudian bermunculan selama beberapa tahun terakhir, dimulai sebagai aplikasi yang berfokus pada penggunaan tunggal dan akhirnya berubah menjadi mega platform multiguna yang menawarkan berbagai layanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Konsep ini kemudian dipopulerkan pertama kalinya oleh aplikasi WeChat dari China. Pada awalnya WeChat merupakan aplikasi chatting yang dibuat oleh perusahaan Tencent Holdings. Pengguna WeChat lebih dari 1 miliar orang.
Baca juga: Belum tertarik bikin bank digital, Bank BTN siapkan super app digital mortgage
Kemudian muncul super app Grab, Gcash, Paymaya, Gojek, MPT4U di Asia Pasifik, Tata di India, Yandex Go untuk Eropa dan Careem di Dubai. Ada banyak sekali perusahaan teknologi yang ingin melahorkan super app. Bahkan Facebook, dengan pembelian WhatsApp, menggambarkan ambisinya untuk ikut mengunyah kue pasar super app.
Sebuah platform bisa dikatakan super app bila berbagai pelayanan bisa dilakukan dalam satu aplikasi. Ia juga tidak penyimpanan memori telepon karena hanya perlu satu aplikasi, adanya kapabilitas pasar dan pihak ketiga yang banyak bergabung dalam satu ekosistem dan punya volume data pelanggan yang sangat besar.
Akan halnya super apps BTN yang digadang-gadang akan menjadi ‘engine’ ekosistem perumahan, benar apa yang dikatakan Dirut BTN Haru Koesmahargyo bahwa membangun ekosistem perumahan adalah membangun peradaban. Sebab di dalam ekosistem ini akan terjadi interaksi yang terintegrasi antarstakeholder perumahan, yang berlangsung cepat, kontekstual, dan efisien seiring dengan perkembangan peradaban, di mana digitalisasi sudah merambah semua lini.
Tak berlebihan rasanya bila super apps digital mortgage di dalam ekosistem perumahan yang tengah dibangun BTN, sama halnya dengan membangun sebuah peradaban dalam genggaman. (Deddy H. Pakpahan)