digitalbank.id – AWAL tahun yang menggembirakan untuk PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI). Betapa tidak, dari aksi penambahan dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) III atau rights issue pada Januari 2022, Allo Bank berhasil membukukan dana sebesar Rp4,8 triliun.
Dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip pada Kamis (3/3/2022), seluruh dana hasil rights issue, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya perseroan untuk meningkatkan modal inti, sehingga masuk ke dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2 atau bank dengan modal inti di atas Rp6 triliun.
Ini sebagaimana dimaksud dalam POJK 12/2021 tentang Bank Umum. “Selanjutnya dana akan digunakan untuk pengembangan usaha perseroan termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang perkreditan dengan inovasi teknologi atau yang dikenal dengan bank digital,” tulis manajemen kepada Bursa.
Masih menurut laporan hasil PMHMETD III, jumlah saham yang ditawarkan tercatat sebanyak 10.047.322.871. Jumlah saham yang dilaksanakan berdasarkan HMETD sebanyak 10.045.713.943, sehingga sisa saham setelah pelaksanaan HMETD sebanyak 1.608.928. Selain itu, jumlah pemesanan saham tambahan sebanyak 1.153.811.857, sementara jumlah saham yang dijatahkan mencapai 1.608.928.
Itu artinya, tidak ada sisa saham setelah penjatahan pemesanan saham tambahan. Secara rinci, pihak yang melakukan penyerapan terdiri atas PT Mega Corpora dengan total dana sebesar Rp1,297 triliun, dan PT Bukalapak com Tbk. sebesar Rp1,193 triliun. Ada juga Abadi Investment Pte. Ltd dengan dana sebesar Rp727,094 miliar, PT Indolife Investama Perkasa sebesar Rp623,22 miliar, Ali Gunawan (Komisaris) Rp1,758 miliar, dan masyarakat sebesar Rp959,35 miliar. Manajemen menyebutkan terdapat penambahan saham baru sebesar 10.047.322.871 setelah pelaksanaan rights issue. Jumlah saham yang beredar sebelum PMHMETD III sebanyak 11.682.933.571 saham menjadi 21.730.256.442 setelah PMHMETD III.(SAF)