digitalbank.id – SEORANG pengusaha pernah bilang: “Kalau angin sedang baik buat kita, maka optimalkan terus gerakannya untuk mengangkat bisnis.” Filosofi ini barangkali yang dipakai oleh para punggawa di Gojek dan Bank Jago. Aktivitas korporasi yang konsisten dan bervariasi akan menjaga momentum bisnis terus bergerak di level tinggi.
Sudah banyak aksi korporasi yang dilakukan Bank Jago sehingga kini telah menduduki posisi kelima emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa efek Jakarta. Kali ini, rencana Jerry NG dan Garibaldi ‘Boy’ Thohir melalui Trinugraha Capital & Co SCA (TC) yang akan melakukan tender sukarela (tender offer) saham PT BFI Finance Tbk. (BFIN) bisa semakin melengkapi ekosistem Gojek dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO).
Seperti sudah diketahui bersama, Gojek resmi bermitra dengan Bank Jago sejak Desember 2020. Gojek, melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa, memegang 21,4 persen saham Bank Jago. Adapun, Jerry Ng menjabat sebagai Komisaris Utama emiten bersandi saham ARTO tersebut. Jerry juga merupakan pendiri sekaligus pemegang saham utama ARTO.
Di pihak lain, Boy Thohir yang dikenal sebagai Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), juga menjabat sebagai Komisaris Gojek. Oleh karena itu, aksi korporasi TC melakukan tender sukarela saham BFIN memunculkan aroma digitalisasi bersama ekosistem Gojek-ARTO.
Apalagi tujuan digitalisasi tersebut telah tercantum dalam prospektus tender sukarela. Setelah penawaran tender sukarela, TC dan BFIN memiliki tiga rencana besar. Pertama, mengarahkan bisnis BFIN kembali ke level pra pandemi Covid-19 dengan tetap menekankan kehati-hatian terutama kualitas aset di tengah kondisi yang menantang.
Kedua, memanfaatkan keahlian dan pengetahuan lokal BFIN untuk membangun pertumbuhan berkelanjutan dalam bisnis pembiayaan konsumen intinya. Ketiga, berinvestasi dalam transformasi bisnis dan menerapkan teknologi digital dalam mengoptimalkan operasi. “Hal ini bertujuan melayani klien dengan lebih baik dan memperkuat daya saing untuk pertumbuhan jangka panjang,” seperti dikutip dari prospektus.
Berkenaan dengan digitalisasi, BFIN sudah memiliki perusahaan fintech PT Finansial Integrasi Teknologi atau pinjammodal. BFIN menguasai 99,96 persen saham perusahaan fintech tersebut. TC menyatakan akan melakukan penawaran tender sukarela sebanyak 9,13 miliar saham yang mewakili 57,19 persen dari jumlah seluruh saham yang telah ditampatkan dan disetor penuh dalam BFIN. Harga penawaran sebesar Rp1.200 per saham sehingga total transaksi sekitar Rp10,96 triliun.
Setelah tender sukarela, dengan asumsi seluruh pemegang saham melakukan tender atas sahamnya, TC akan memegang 100 persen saham BFIN. Namun, TC berkomitmen BFIN dapat memenuhi ketentuan free float, yakni minimal 7,5 persen saham dimiliki publik. Sebelum tender atau saat ini, susunan pemegang saham BFIN ialah TC 42,81 persen, DB SPORE DCS A/C NTASIAN DISCOVERY FUND 5,23 persen, masyarakat 45,68 persen, dan saham treasuri 6,28 persen.
Sementara itu, susunan pemegang saham TC setelah selesainya rencana peningkatan modal ditempatkan dan disetor ialah BIL 57,12 persen, Baltica International Limited 42,14 persen, Okeanos Investment Limited 0,43 persen, Garibaldi Thohir 0,32 persen, dan Trinugraha Capital 0,00 persen. BIL merupakan singkatan dari Bravo Investment Limited, perusahaan yang berdiri di Hong Kong dan dikendalikan oleh Jerry Ng.
Pada 20 Januari 2022, BIL dan Garibaldi Thohir telah menandatangani perjanjian penyertaan saham dengan TC. Jerry NG dan Boy Thohir akan menjadi pemegang saham pengendali BFIN, bersama dengan TPG Capital Management, dan Northstar Advisor Pte. Ltd. Adapun, Grup Northstar dimiliki Patrick Walujo. TC menganggap BFIN merupakan salah satu perusahaan multi finance terkemuka di Indonesia. Oleh karena itu, TC berkomitmen untuk mendukung perkembangan BFIN di masa mendatang. Dalam melakukan tender sukarela, TC menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM) sebagai perusahaan efek.(SAF)