digitalbank.id – PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) mengungkapkan pemenuhan modal inti minimum dinilai akan mampu meningkatkan kinerja usaha bank baik operasional dan keuangan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas pembiayaan dan layanan digital perbankan.
Untuk itu pihak manajemen berkomitmen memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun pada tahun ini, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/1), manajemen Bank Neo menjelaskan bahwa perseroan termasuk dalam kriteria yang diwajibkan untuk memenuhi modal inti Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2022.
Baca juga: Jor-joran investasi teknologi, Bank Neo kembali akan lakukan rights issue di kuartal I-2022
“Ini sesuai dengan ketentuan POJK 12/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Perseroan juga telah memenuhi kewajiban modal inti minimum paling sedikit Rp2 triliun paling lambat tanggal 31 Desember 2021,” demikian diutarakan pihak manajemen.
Lebih lanjut dijelaskan pula upaya yang telah dilakukan untuk memenuhi ketentuan minimum modal inti tersebut di antaranya penambahan modal inti melalui dua kali aksi right issue. Selama 2021 Bank Neo telah melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) IV dengan perolehan dana sebesar Rp249,82 miliar dan PMHMETD dengan perolehan dana sebesar Rp2,51 triliun.
Dengan demikian, per 31 Desember 2021 modal inti perseroan sudah mencapai Rp2,8 triliun. Adapun untuk pemenuhan modal inti minimum Rp3 triliun pada tahun ini akan sesuai dengan rencana bisnis bank. Bank Neo akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VI dengan proyeksi dana yang diperoleh sebesar Rp5 triliun.
Baca juga: Rights issue Bank Neo Commerce oversubscribed, perseroan kantongi Rp2,5 triliun
Estimasi waktu pelaksanaan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) VI yakni pada kuartal I/2022. Rencana pemenuhan kewajiban modal inti minimum ini telah sesuai dengan rencana bisnis bank 2022-2024. Perseroan dan pemegang saham juga berkomitmen tetap memenuhi jumlah saham free float dari jumlah saham tercatat.
Mengenai peingkatan layanan digital perbankan, Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk. Tjandra Gunawan mengatakan perseroan akan membangun tiga layanan pada 2022 yang merupakan bagian dari pengembangan ekosistem digital dan inovasi berkelanjutan.
Baca juga: Luncurkan kampanye Neoliuner, Bank Neo Commerce optimistis bisa perluas penetrasi pasar
Adapun ketiga layanan yang dimaksud adalah pertama, digital financial services. Layanan ini akan terfokus pada payment dan transaction atau Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Kedua, digital financial social yang merupakan sisipan fun dan memungkinkan interaksi bagi antar nasabah. Ketiga, digital financial connector, di mana perseroan akan lebih banyak berfokus ke arah B2C (business to customer) atau pasar konsumen, connecting antara bisnis dan customer.
Bank dengan kode saham BBYB itu juga akan menciptakan Banking, Above & Beyond dengan maksud ingin masuk ke dalam segmen unbanked population di Indonesia. (HAN)